Thursday 12 March 2015

Rumah Compact untuk menyiasati lahan yang terbatas

Ketika sedang mencari-cari video tentang makeover rumah ala indonesia saya menemukan Youtube Channel Netmediatama, yg salah satu videonya memperlihatkan bagaimana tanah yg hanya seluas  100 m2, 60 m2 & 50 m2 bisa di sulap menjadi terlihat sangat berkelas (Dsign - Rumah Compact).

Ini Videonya :

Saturday 7 March 2015

10 Tips me-refresh tampilan rumah dengan budget yg bersahabat

Dengan adanya internet kita bisa mencari ide-ide untuk merawat rumah kita dari berbagai penjuru dunia. Hari ini saya menemukan sebuah youtube channel dengan subcriber 60.417 (sepertinya lumayan terkenal di negaranya) yang judulnya : 10 Budget Friendly Tips To Update Your Home.

Ini video-nya :



Klo saya translate kira-kira isi 10 tipsnya seperti ini :

  1. Mulai dengan pintu depan, beli gagang pintu baru & asesoris pintu

  2. Beli Pot Bunga yang artistik, *saya tidak tau yang ada di video tanaman asli atau plastik

  3. Beli Asesoris lampu meja

  4. Merubah tata letak barang-barang di rumah (Furniture, lukisan dsb) ...ini GRATIS

  5. Beli Kaca hiasan, berfungsi sebagai asesoris di dinding yang unik & memberikan kesan ruangan lebih luas

  6. Cat Rumah...gak harus semuanya, beberapa bagian saja

  7. Gorden baru

  8. Beli Asesoris tambahan stop kontak listrik

  9. Beli Handuk Baru

  10. yang terakhir ini berhubungan dengan Jendela....


Untuk selengkapnya silahkan menonton video youtube diatas :D

Saturday 21 February 2015

Pengalaman Mengecat Rumah Sendiri

Kendala pertama dalam mengecat rumah sendiri bagi saya yang alat transportasi memakai motor adalah saat pembelian. Saya tidak bisa langsung membeli cat ukuran besar, bawanya gimana :) ?

Singkat cerita saya sudah mendapatkan alat-alat pengecatan, kendala ke-dua adalah : Bahu yang pegel....baru ngecat sebagian dinding aja sudah terasa sangat pegal hehe...lalu selanjutnya saya membuat kesalahan dengan tidak menyiapkan koran di lantai...setelah selesai mengecat jadi ada tambahan pekerjaan lain untuk mengerik sisa-sisa Cat di keramik.

Jadi sebaiknya bahan-bahan minimal yang harus saya siapkan adalah :

  1. Cat

  2. Air

  3. Alat pengecat dinding (roller)

  4. Baki Cat

  5. Kuas untuk menjangkau bagian yang sulit

  6. Koran bekas, untuk melindungi lantai keramik dari cipratan cat


Ada yang bilang klo cara mengecat yang bagus itu adalah kita harus membersihkan dulu sisa-sisa cat sebelumnya...namun waktu itu saya gak mau repot jadi langsung ditimpa aja dengan Cat putih semua.

Setelah berhari-hari mengecat...akhirnya selesai... suasana rumah terasa berbeda....dengan warna putih baru di dinding, saya merasa lebih sejuk, tidak sia-sia saya meluangkan waktu berhari-hari sepulang kerja untuk mengecat semua dinding dalam rumah (*dinding luar masih saya biarkan :) ) pengorbanan bahu pegal terasa sepadan :D

 

Nge-Kost atau mulai nyicil KPR?

Akhir tahun 2014 kemarin di Tangerang City Mall ada banyak stand developer-developer yang sedang mempromosikan perumahan yang mereka pasarkan. Saya mendengar celetukan salah seorang pengunjung ke beberapa temannya yang kaget dengan harga jual rumah yang begitu mahal padahal lokasi rumah cukup jauh : "hah....nge-kost aja deh"

Saya sudah jadi anak Kost selama 6 tahun lebih...& sejak tahun 2009 gaji saya setiap bulan selalu selalu dipotong bank terkait kepemilikan rumah. Beda saat jadi anak kost & saat tinggal dirumah sendiri adalah :

  • Saat nge-kost (pas saya masih rajin Futsal), di kost-an paling saya hanya bisa berlatih menendang bola tenis ke dinding pada ruang yang terbatas, saat punya rumah sendiri saya bisa latihan men-dribble bola yang sebenarnya didalam rumah :D

  • Saat nge-kost saya kesulitan ganti alamat KTP, saat punya rumah sendiri saya bisa lebih mudah ganti alamat KTP

  • Saat nge-kost ...pas pulang kemaleman kadang pager rumah udah dikunci sama yang punya kost-an...saat punya rumah sendiri kunci rumahnya saya sendiri yang pegang.

  • Saat punya rumah sendiri, terasa menjadi salah satu simbol kesuksesan...udah punya rumah (meski dengan nyicil KPR) :D







  • Saat nge-kost, sepulang kerja saya bisa istirahat semaleman di kost-an....saat punya rumah sendiri kadang ada yang ketok pintu & mengajak ke pertemuan warga (rapat tingkat RT)

  • Saat nge-kost saya cukup bayar iuran bulanan ke Ibu Kost, saat punya rumah sendiri saya harus bayar cicilan KPR per bulan, iuran keamanan, iuran sampah, bayar PDAM sendiri, Bayar Listrik sendiri dan Ada kewajiban bayar PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) 1 tahun sekali

  • Saat nge-kost saya bisa lebih cepat tiba dikantor (5 menit-an), saat punya rumah menjadi 20-30 menit-an


Kondisi tiap kost-an mungkin berbeda dengan yang saya tuliskan diatas (contohnya ada kost-an yang selain wajib bayar iuran bulanan juga wajib mengisi listrik pra bayarnya sendiri) jadi yang saya tuliskan diatas adalah perbandingan berdasarkan pengalaman yang saya rasakan sendiri.

Jadi kesimpulannya lebih baik tetap jadi anak kost atau mulai nyicil KPR ? ... Kalau menurut pendapat saya pribadi, jawabannya berbeda untuk tiap-tiap orang :

Jika penghasilan misal hanya 2jt, tidak ada tabungan untuk DP & harga rumah paling murah diwilayahnya misal 200jt....ya lebih baik nge-kost...nge-kost didekat kantor bisa menekan pengeluaran, lalu dari sisa-sisa pengeluaran bulanan sebaiknya mulai nyari usaha sampingan, beli buku-buku yang bermanfaat tiap bulan, mengembangkan Skill dengan ikut kursus dsb... lalu setelah beberapa waktu kemudian ada kemungkinan sukses & mampu beli rumah secara CASH...ga usah nyicil-nyicil KPR segala :D

Jika ada tabungan buat DP, gaji perbulan dikurangi angsuran KPR masih ada sisa & tidak memiliki ide untuk bisnis dibidang lain...silahkan segera nyicil KPR. Karena harga properti itu cenderung naik (kecuali rumah di wilayah banjir).

Jika ada tabungan buat DP, sanggup mengangsur KPR namun memiliki ide Bisnis yang kemungkinan keuntungannya lebih tinggi daripada investasi dalam bentuk properti...untuk yang satu ini keputusannya harus diambil oleh yang bersangkutan :D ... Keuntungan di terima sendiri & kerugian juga ditanggung sendiri.

Rumah Subsidi

Waktu saya & istri mencari-cari rumah tinggal yang bebas banjir (Tahun 2013), salah satu opsi yang muncul adalah membeli sebuah rumah subsidi second. Saya sempat survey salah satu rumah subsidi yang katanya akan dijual, kondisi yang saya temukan waktu itu adalah :

  • Mengkuatirkan

  • Keramik yang berantakan

  • Dinding yang terlihat tidak kokoh

  • Pintu yang tampaknya terbuat dari bahan triplek


Lebih jauh pas ngobrol-ngobrol dengan perantara, katanya septictank rumah tersebut sudah diperbesar, kondisi awalnya septictank dibuat seadanya saja.

Yang membuat saya agak heran adalah...koq tampaknya di komplek rumah subsidi tersebut ada beberapa rumah kosong?...pas saya nanya-nanya ke perantara tersebut katanya mungkin rumahnya cuma dibeli buat invest?....

mmm?....padahal yang saya tangkap, rumah subsidi itu adalah rumah yang diperuntukkan masyarakat yang penghasilannya pas-pasan, daripada ngontrak terus seumur hidup pemerintah membuka jalan bagi masyarakat yang penghasilannya pas-pasan untuk membelanjakan tabungannya sebagai DP rumah...lalu budget untuk ngontrak dialihkan untuk membayar angsuran bulanan KPR.....selanjutnya orang tersebut & keluarganya seharusnya menempati rumah tersebut.

Tapi koq ini cuma beli .....terus ditinggalkan begitu saja? buat invest? kasihan donk dengan masyarakat lain yang benar-benar sedang butuh rumah tinggal.

Akhir cerita, saya tidak jadi mengambil rumah tersebut....karena :

  • waktu itu saya belum menemukan kejelasan sebenarnya siapa pemilik rumah tersebut. Kata perantara, rumah tersebut adalah milik Bapak A...pas kami bertemu bapak A tersebut katanya rumahnya bukan milik dia tapi milik temannya...

  • Ada calon pembeli lain yang bersedia memberikan DP terlebih dahulu sebelum  status kepemilikannya jelas...jadi tawaran saya disingkirkan.


Lalu saya & istri melanjutkan pencarian rumah ditempat lain...

Thursday 12 February 2015

Jual Rumah secara Over Kredit atau Cash

Akhir bulan Januari 2015 kemarin, saya mendapatkan pertanyaan dari seseorang yang sedang bingung menentukan harga jual rumahnya. Rencananya dia menjual rumah secara Over Kredit namun tidak menutup kemungkinan untuk menjual secara cash. Gambaran biaya-biaya yang disebutkan antara lain : Harga jual rumah saat tahun 2013, DP, Pinjaman KPR, Biaya Renovasi, Jumlah Angsuran bulanan yg telah dibayar, Sisa Angsuran di Bank, Harga jual rumah terbaru (Januari 2015) dari developer.

Saya membagi komponen biaya yang disebutkan dalam pertanyaan menjadi 4 kelompok :

  1. Berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk mendapatkan rumah tersebut / Modal ? (DP, Biaya Renovasi, Jumlah Angsuran yang telah dibayar)

  2. Berapa Sisa Angsuran KPR di bank? (harus nanya ke bank langsung, minta angka jika mau dilunasi hari ini , berapa jumlah rupiah yang harus dibayarkan)

  3. Berapa keuntungan yang ingin diperoleh?

  4. Berapa besaran Pajak Penjualan, Pajak Pembelian, Biaya Notaris...& siapa yang akan menanggung biaya-biaya tersebut?


Misalkan Angka-angka tersebut sudah diperoleh : Modal 130jt, Sisa Angsuran di Bank 220jt, Keuntungan yg ingin diperoleh 50jt, besaran pajak2 & biaya notaris ditanggung Pihak Pembeli semua misal 40jt

Selanjutnya, saya menjawab pertanyaan tersebut tidak hanya dalam 2 bagian (Cash/Over kredit) tapi membaginya kedalam 3 bagian (Cash/ Take Over resmi / over kredit tidak resmi)

(1) JIKA MENJUAL SECARA CASH

Kalau dari gambaran diatas berarti pihak pembeli harus menyiapkan uang Cash Rp. 440jt

  • 180jt diserahkan ke Penjual

  • 220jt dipakai untuk melunasi sisa Angsuran KPR pihak penjual

  • 40jt dipakai untuk membayar pajak2 & Biaya Notaris


Lalu setelah Angsuran KPR dilunasi, Sertifikatnya diambil oleh pihak penjual & diserahkan ke Pihak Pembeli/ Notaris untuk dibalik nama. SELESAI

(2) JIKA MENJUAL SECARA TAKE OVER RESMI

Pada tahun 2013 saya pernah melakukan Take Over dari BTN ke BSM, namun pada tahun 2014 saya mendengar kabar bahwa jual beli rumah secara Take Over sudah tidak bisa dilakukan lagi (*untuk informasi ini saya belum sempat klarifikasi ke Bank jadi untuk informasi terbaru lebih baik para pembaca menanyakan langsung ke Bank).

Jika misalkan masih bisa dilakukan, prosesnya sebenarnya hampir sama dengan menjual secara Cash, Pihak Pembeli memberi DP sebesar 180jt lalu biaya-biaya lainnya dibayarkan oleh Dana KPR. Atau kalau pihak pembeli belum punya uang 180jt, maka DP nya diperkecil & permohonan dana KPR ke Bank diperbesar. Singkat cerita permohonan KPR pihak pembeli disetujui, Bayar Pajak Penjualan,Pajak Pembelian Biaya Notaris dsb...lalu AKAD.

Selanjutnya Status hutang KPR Pihak Penjual sudah Lunas , lalu pihak pembeli melanjutkan angsuran per bulan atas nama dia sendiri

(3) JIKA MENJUAL SECARA OVER KREDIT TIDAK RESMI

Memang Simpel, tapi jadi ribet kedepannya. Dengan cara ini kita tinggal minta uang 180jt ke pembeli. Dibuat Akta Pengikatan Jual Beli (PJB), lalu selanjutnya pihak pembeli mengangsur atas nama pihak penjual

Efeknya, jika pembeli telat bayar angsuran maka Nama Pihak penjualah yang jelek di BI Checking & berhubung Rumah tersebut masih atas nama Pihak Penjual maka Pihak Penjual kemungkinan besar tidak akan bisa mengambil rumah ditempat lain karena plafon KPR nya masih dikurangi oleh Utang KPR lama.

& Beberapa tahun kemudian (ketika cicilan KPR sudah lunas) siap-siaplah dipanggil oleh pihak pembeli untuk dimintain tolong mengambilkan Sertifikat dan dokumen lainnya di Bank. Selanjutnya harus berurusan dengan Notaris terkait Jual Beli secara resmi yang melibatkan Pajak Penjualan, pajak Pembelian & Biaya Notaris.

Akan jadi lebih ribet lagi jika yang menghubungi Anda adalah orang yang sama sekali tidak Anda kenal, karena sepengetahuan saya ada beberapa kejadian dimana Rumah yang telah di Over Kreditkan secara tidak resmi lalu di Over kreditkan lagi kepada pihak lainnya.

Tuesday 3 February 2015

Banjir



  • Tahun 2013 , ketika banjir (sekitar 1 Meter), jalan didepan rumah saya tampak seperti sungai

  • Tetangga-tetangga sudah meninggikan lantai rumah mereka (lantai dasar lebih tinggi dari ketinggian air)

  • Di Blok yang lain, ketinggian air lebih parah...katanya bisa sampai atap rumah, diperumahan lain ada yang lebih parah

  • Ketika banjir jadi terlihat jelas mana wilayah perumahan yang ada didataran rendah & mana yg ada didataran yg tinggi

  • Tidak semua rumah di komplek perumahan saya terendam banjir, namun sepertinya mereka akan kesulitan menjual rumah karena image banjir yang melekat ke nama perumahan

  • Karena lantai rumah saya belum ditinggikan jadi barang-barang banyak yang terendam, hanya beberapa barang yang ada di box plastik yang masih selamat.

  • Beberapa box plastik ada yang terbalik (tidak semuanya bisa mengambang dengan baik)

  • 2 laptop rusak (punya saya & istri)

  • Barang dari kayu sudah dipastikan hancur karena terendam berhari-hari

  • Malam hari, karena listrik dimatikan...agak sulit mendokumentasikan banjir disaat malam

  • Banjir itu bisa datang kapan saja, waktu itu saya & istri sedang bekerja...katanya air mulai naik jam 13:00-an....jadi sebagian besar barang dirumah saya sudah tidak bisa diselamatkan

  • Dimasa-masa seperti itu, beberapa rekan kerja malah menjadikannya sebagai bahan candaan, jokes...

  • Namun ada juga yang berbaik hati menawarkan bantuan

  • Sambil menunggu banjir surut, saya nge-kost...lokasi kost-an lebih dekat ke kantor, & saya merasa lebih nyaman tinggal di kost-an daripada tinggal di rumah yang sewaktu-waktu bisa terendam banjir. Masalah yang saya temui di kost-an paling tingkat keamanannya & tidak ada pengaturan tempat pembuangan sampah yang baik.

  • Ingin pindah tapi terkendala harga properti yang sudah tinggi

  • Waktu itu saya lebih memilih untuk meninggikan lantai rumah, tapi istri ingin pindah...lalu saya mencoba untuk mengurus KPR & mengerahkan semua kemampuan untk pindah ke rumah yang bebas banjir, pengalamannya saya tulis di sini : http://i-rumah.com/pengalaman-mengurus-kpr-over-kredit-rumah/

  • Tahun 2014, ketika saya banyak mendengar berita banjir di TV...saya jadi merasa tidak menyesal berhutang 15 tahun ke Bank demi pindah ke rumah yang bebas banjir.

Monday 2 February 2015

4 pengeluaran setelah menempati rumah baru




Gambar diatas adalah contoh rumah baru yang sempat saya urus KPR-nya, namun waktu tahun 2013 kemarin batal. Seandainya saya mengurus KPR sampai tuntas lalu mulai menempati rumah tersebut, ada 4 Pengeluaran selanjutnya yang terlintas :

  1. Isi rumah, tentu saja...hal-hal pokok seperti tempat tidur dsb.

  2. Renovasi Dapur, waktu saya masuk ke dalam rumah tersebut atap dapurnya masih belum ditutup & tidak ada tempat untuk cuci piring

  3. Kanopi, supaya kendaraan tidak terkena hujan

  4. Taman

Beberapa bulan kemudian akhirnya saya Take Over rumah lain yang dapurnya sudah oke, kanopi sudah terpasang & sudah ada taman. Dapur, kanopi & taman tersebut memberi nilai tambah pada sebuah rumah, orang-orang yang ber-bisnis jual beli rumah sepertinya menambahkan dapur, kanopi & taman untuk menaikan nilai jual rumah.



Saturday 31 January 2015

Memelihara Rumah

Cat rumah lama kelamaan akan luntur, debu akan menempel jika tidak rutin dibersihkan & kadang bermunculan sarang laba-laba di pojokan langit-langit. Bocor pada genteng jika tidak ditangani segera juga akan merusak kayu-kayu diatas (jika di atap banyak memakai bahan dari kayu).

Dulu waktu masih Single saya termasuk orang yang malas mengurus rumah, hal-hal yang biasa dilakukan paling hanya menyapu lantai, sangat jarang saya mengepel lantai (beres-beres agak serius hanya jika ada tamu yang mau datang :D ) ketika Menikah barulah istri yang rajin beres-beres rumah.

Saya pernah melihat di lazada kategori belanja pemeliharaan rumah (Kategori : PERALATAN RUMAH TANGGA / PERAWATAN RUMAH / PEMELIHARAAN RUMAH) , apa saja :

  • Pembersih Rumah Tangga (Peralatan pembersih dapur, Penggosok dan Pelicin, Pembersih Cair, Kain dan handuk pembersih, Ember Plastik, Sapu - Kain Pel & Sweeper, Sikat Pembersih, Kemoceng & Serok Sampah)

  • Aksesoris Laundry (Rak Pengering, gantungan baju, papan setrika, keranjang cucian, lainya)

  • Perawatan Jendela

  • Perangkat Cat

  • Bahan Bangunan?

  • Peralatan Listrik dan Genggam?


Banyak juga peralatan untuk mempermudah pemeliharaan rumah. Apakah bayar listrik & bayar PDAM masuk kategori juga? karena tanpa listrik dan air sertinya rumah kita tidak akan berfungsi, atau mungkin saya harus mengembangkan blog ini supaya memiliki kategori yang lebih banyak. Tidak hanya tentang 3 kategori : Membeli Rumah, Memelihara Rumah, Menjual Rumah.

 

Saturday 24 January 2015

Pengalaman menjual rumah

23 Februari 2013, saya memutuskan untuk menjual rumah. Waktu itu saya memiih 3 cara penjualan :

  1. Nitip jual & nitip kunci rumah ke tetangga;

  2. Pasang iklan jual rumah di blog saya pribadi;

  3. Pasang iklan gratis di tokobagus.com (*sekarang olx.co.id)

Untuk pemasangan iklan di Blog bisa dibilang mudah, karena saya hanya tinggal menulis satu artikel. Sebelumnya saya pernah pasang iklan jual website di flippa.com, jadi sebelumnya pernah membuat deskripsi penjualan.

Lalu pasang iklan di tokobagus.com, seingat saya waktu itu iklan saya dimoderasi dulu & pengajuan pertama saya ditolak karena waktu itu pada kolom deskripsi penjualan saya hanya mencantumkan link ke blog. Pengajuan ke-dua, saya tinggal copy paste deskripsi penjualan dari blog ke kolom deskripsi penjualan tokobagus.com, lalu diterima.

Contoh deskripsi penjualan rumah yang saya buat di Blog (untuk di tokobagus.com hanya tinggal disesuaikan sedikit) :




Dijual Rumah/Tanah Rp. 95.000.000, Lokasi Perumahan ............................... Blok ........., Kota .............

Alamat  :

Komplek ......................... Blok .... nomor ...., RT ..../...., Kelurahan ........, kecamatan .........., Kota ..........., Kode Pos ............

Lokasi di Google Maps :




















View Komplek ................................. in a larger map

  • Sertifikat Hak Milik atas nama saya sendiri

  • Air PDAM (tagihan a.n. saya)

  • Listrik 1.300 Watt (tagihan masih a.n. pemilik sebelum saya)

  • SPPT PBB sudah dimutasi ke a.n. saya

Kenapa dijual Murah?

...............................

...............................

...............................

Mengenai PPh Final (Pajak Penjualan) 5%?

Saya yang tanggung, jadi harga 95jt itu harga yang tercantum di Akta Jual Beli, jadi ketika saya menerima transferan/Tunai 95.000.000,- (5% x 95.000.000,- = 4.750.000)...Rp. 4.750.000 saya setor ke Bank memakai SSP,- Yang saya terima bersih Rp. 90.250.000,-

Yang diurus Pembeli :

  • Validasi SSP

  • Biaya Notaris

  • SSPD-BPHTB

  • Validasi SSPD BPHTB

Bonus :

Ada Bahan Bangunan yang belum terpakai di gudang....nilainya sekitar 1jt s/d 2jt

Iklan lain ada di :

tokobagus.com

http://properti.tokobagus.com/tanah/perumahan-........................

Jika Berminat / ada pertanyaan silahkan comment dibawah atau SMS ke 0815********




Hasil dari Penulisan Surat diatas adalah :









Hal lain :

  • Saya menerima sekitar 7 Respons;

  • Meskipun saya sudah pilih opsi bukan harga nego di tokobagus.com, tapi semuanya selalu menawar :)

Friday 23 January 2015

Pengalaman mengurus KPR & Over Kredit Rumah

Tulisan dibawah ini merupakan rangkuman pengalaman saya dalam mengurus KPR (Kredit Pemilikan Rumah) Dan Over Kredit Rumah pada tahun 2013 yang sebelumnya tersebar di beberapa posting yang terpisah di blog saya yang lain.

Dimulai pada Januari 2013, rumah saya terendam banjir sekitar 1 Meter. Hanya 1 meter tapi sungguh membuat repot, blok lain diperumahan saya ada yang sampai atap. Perumahan lain yang lokasi tanahnya lebih rendah lebih parah lagi. Sambil menunggu banjir surut untuk sementara saya dan istri tinggal disebuah kost-an, selanjutnya ada 2 pilihan : meninggikan lantai rumah atau jual rumah dan pindah.

Saya lebih condong untuk meninggikan lantai rumah karena biayanya lebih murah & karena harga properti di Tangerang  pada tahun 2013 sudah gila-gilaan, namun istri lebih condong untuk jual rumah & pindah. Akhirnya saya ikut keinginan istri.

Banyak tetangga perumahan yang meragukan rumah saya akan laku dijual, sebagian sangat pesimis katanya dijual 50jt pun belum tentu laku. Namun saya tetap mengiklankannya di salah satu situs jual beli, dan mulai nyari-nyari rumah yang bebas banjir. Semoga dengan joint income (Saya yg berprofesi PNS & Istri yg berprofesi sebagai dosen) bisa pindah ke rumah yang bebas banjir.

Mulai banyak mengoleksi brosur-brosur perumahan baru, brosur apartemen, buka situs jual beli online nyari Rumah Second, Ada yang bebas banjir & lokasi strategis tapi harganya 400jt  s.d. 2 Milyar. Ada yang terjangkau tapi lokasinya sangat jauh.

16 Februari 2013, dapet info dari tetangga kost-an yang berprofesi sebagai Tukang Sol Sepatu Keliling, bahwa di belakang Rumah Sakit Annisa Cimone - Tangerang, ada perumahan yang sedang dibangun & katanya lokasinya tidak mungkin banjir karena ada di dataran tinggi. Setelah di cek ternyata memang benar, ada suatu Cluster (100 Rumah) namun lokasinya ditengah-tengah perkampungan (makanya harga bisa agak terjangkau)...saya nekad langsung bayar booking fee. Dan karena developernya bekerja sama dengan BSM & BTN, saya mengajukan permohonan KPR ke 2 Bank tersebut.

21 Februari 2013, dapet Surat Resmi dari BSM bahwa permohonan KPR saya ditolak!

Kondisi Finansial saya ternyata sangat berantakan.

  • Punya 3 Kartu Kredit itu ternyata merusak reputasi saya saat mengajukan KPR, terutama ketika beberapa kali telat bayar cicilan, saya mikirnya ga terlalu ngaruh karena cicilan kartu kredit itu nominalnya kecil, tapi Pihak Bank mikirnya dikasih utang kecil aja udah ga disiplin apalagi dikasih utang yang besar seperti KPR;

  • masih ada cicilan motor;

  • Ditambah saya masih memiliki Utang KTA yg dulu saya gunakan untuk membeli rumah yang banjir tersebut pada awal tahun 2009.


5 Maret 2013, mengajukan permohonan ke BTN & ternyata kalau memasukkan permohonan KPR ke BTN harus langsung sambil wawancara.

13 Maret 2013 ada petugas  BTN menelpon saya bahwa dia akan Survey Rumah yg saya booking  (Nanya patokan lokasi rumah, apakah saya/Pihak Developer yg akan mendampingi & menanyakan masalah Biaya Apraisal)

28 Maret 2013, SP3K (Surat Penegasan Persetujuan Pemberian/Penyediaan Kredit) dari BTN sudah terbit, namun…Turun Plafon (permohonan Dana KPR saya hanya dikabulkan sekitar 80%) padahal jangka waktu angsuran sudah dimundurkan menjadi 20 tahun!

Dilain Pihak Rumah Lama belum laku, tidak yakin bisa memenuhi deadline pelunasan DP & ga tau dari mana bisa menambal kekurangan 20%.

Singkat cerita…Batal, booking Fee hangus

Meskipun batal, saya jadi tau seluk beluk KPR lebih dalam, 1 bulan terakhir pikiran saya dipenuhi oleh kata-kata seperti  : Booking Fee, KPR, BI Checking, Formulir Pendaftaran KPR, DP, tokobagus.com, konsultasi kesana kemari via sms, whatsapp group, BBM dsb.

Selanjutnya saya mulai merapikan kondisi finansial saya :

  • 2 dari 3 Kartu Kredit ditutup, 1 kartu kredit saya biarkan aktif karena terhubung dengan Paypal yang mana saya perlukan sebagai salah satu modal sebagai seorang Netpreneur;

  • Saya meminta istri untuk mengalihkan gaji yg selama ini diterima secara cash menjadi transfer supaya bisa Pihak Bank bisa lebih percaya;

  • Memusatkan hutang-hutang di 1 bank, memanfaatkan Fasilitas Kretap BRI (Kredit BRIguna), sebagian saya pakai untuk melunasi cicilan motor & KTA Bank Mandiri, sebagian saya simpan untuk keperluan DP target rumah selanjutnya.


Dengan kondisi Finansial yang lebih tertata, saya siap untuk mencari rumah lagi

April 2014, menemukan satu rumah yang bebas banjir  & lokasi masih dikota tangerang tapi kondisi rumah sangat mengkuatirkan (Rumah subsidi), berhubung syarat utama adalah bebas banjir kami berniat mengambil rumah tersebut (lalu kedepannya kondisi bangunan sedikit demi sedikit dibenahi).Namun sayang...Pihak Penjual membatalkan karena sepertinya ada pembeli yang menawar dengan harga yang lebih tinggi.

Nyari-nyari lagi...

Mulai menyerah dengan perumahan, membuka kemungkinan untuk pindah ke perkampungan biasa (yang penting bebas banjir) & sempat menemukan 1 rumah dikawasan perkampungan dekat perumnas tangerang.

Kabar baiknya, Rumah lama saya laku dijual.
Bagaimana caranya rumah banjir bisa laku dijual??, ternyata yang beli adalah orang yang tinggal di perumahan yang banjirnya se-atap, berhubung harga properti di Tangerang yang udah gila-gilaan pembeli rumah tersebut lebih memilih untuk membeli rumah saya & meninggikan lantainya.

Mei 2013, ada info dari Pihak Marketing Cluster (yg dibelakang Rumah Sakit Annisa, Cimone - Tangerang), bahwa ada penghuni Cluster di Blok lain yang berencana menjual rumahnya secara Over-Kredit. Angsurannya baru jalan sekitar 6 bulan & pihak penjual masih memiliki Utang KPR di BTN Jakarta Harmoni selama 9 Tahun-an lagi.

Mei 2013, akhirnya saya & istri sepakat dengan pihak penjual. Saya membayarkan hasil penjualan rumah lama & hasil pinjaman dari Kredit Briguna (BRI) sebagai DP (Down Payment). Beberapa minggu kemudian saya dipersilahkan untuk menempati rumah baru, namun status kepemilikan rumah masih atas nama Pihak Penjual karena prosesnya belum tuntas, untuk legalitas sementara saya hanya mengurus Pengikatan Jual Beli ke Notaris. (Tadinya saya ingin mengurus Pengikatan Jual Beli & Kuasa Untuk Menjual, tapi menurut keterangan dari Staf Notaris katanya sekarang yang namanya Kuasa Untuk Menjual sudah tidak ada lagi)

Setelah nanya ke beberapa Bank (BTN Tangerang, BTN Jakarta Harmoni, BRI, Bank DKI, BSM) ternyata proses over kredit itu sama dengan permohonan KPR baru, tidak ada istilahnya meneruskan cicilan Pihak Pertama. Yang ada adalah saya harus melunasi KPR Pihak pertama sampai tuntas & saya harus memohon KPR baru atas nama saya sendiri. Jadi Pihak Bank harus menganalisa ulang kemampuan finansial saya , apakah sanggup membayar angsuran KPR atau tidak.

Dan yang mengejutkan, ternyata Dokumen Pengikatan Jual Beli yang saya urus di Notaris tidak dihiraukan sama sekali sama pihak Bank. Seharusnya dulu saya ke Bank dulu, bukan ke Notaris. Jadi ternyata pemahaman orang-orang tentang Over Kredit selama ini salah, dikiranya cukup ngurus surat-surat ke Notaris lalu urusan selesai...tarnyata harusnya kita memohon KPR baru atas nama kita sendiri yang mana urusannya memang agak ribet.

Juli 2013, saya mengajukan permohonan KPR lagi ke BSM & BTN…dengan kondisi finasial yang lebih rapi.

20 Agustus 2013, ada yang Survey rumah dari BSM. 21 Agustus 2013 dapet e-mail dari petugas BSM tentang Plafon Pembiayaan yang disetujui (terkait Take Over KPR dari BTN ke BSM)

Beberapa hari kemudian, saya mendapat telpon dari Pihak BTN mengenai Jadwal Survey. Setelah mempertimbangkan beberapa hal (Biaya Appraisal, konvensional/syariah, jauh-dekat lokasi Bank, sifat cicilan kedepannya) saya memutuskan untuk meng-Cancel permohonan saya di Bank BTN.

Setelah saya berhasil menjual rumah lama, dapet bantuan dari Kretap BRI, dapet bantuan dari KPR BSM. Ternyata untuk proses sampai tuntas (Biaya Notaris, Pajak Pembelian dsb) uangnya masih kurang sekitar 18jt.

Berhubung penghasilan saya & istri sepertinya sudah mencapai limit (tidak bisa minjem lagi ke Bank) akhirnya saya meminjam dulu ke orang tua :)

Selasa, 17 september 2013 akhirnya bisa Akad...prosesnya dimulai dari Januari 2013  (ngumpulin brosur rumah, brosur apartemen, booking fee, konsultasi ke BTN, BSM, BRI, Bank DKI, Booking Fee Hangus, ketemu perantara yang Aneh, Surat Penolakan, Appraisal, Proses Jual Beli Rumah sebelumnya, pasang iklan di tokobagus.com, hampir tertipu oleh calon pembeli rumah lama, Nanya-nanya Notaris dan sebagainya dan sebagainya) akhirnya bisa pindah secara tuntas ke Rumah baru yang bebas banjir  :D




Artikel lebih detail ada disini :

  1. http://blog.rivaekaputra.com/2013/08/18/8-catatan-mengurus-kpr-kredit-pemilikan-rumah/

  2. http://blog.rivaekaputra.com/2014/07/09/10-catatan-mengurus-over-kredit-rumah/

Membeli rumah pertama dengan KTA

Pada akhir tahun 2008, dimana pada saat itu saya lebih memprioritaskan penggunaan tabungan atau KTA (Kredit Tanpa Agunan) untuk modal usaha, saya ditawari rumah oleh salah seorang kenalan. Alasan rumah tersebut dijual adalah karena ada sesuatu yang urgen, butuh uang cepat & tidak ada saudara yang bisa meminjamkan uang...jadi dia memutuskan untuk menjual rumahnya.

Sayapun melakukan survey rumah. Kelebihan : lokasi perumahan, masih masuk Kota Tangerang, harga jual rumah masih terjangkau oleh saya...total sekitar 80jt (65jt untuk penjual & sisanya untuk pelunasan KPR di BTN, biaya Notaris dan sebagainya). Kelemahan : katanya masuk wilayah banjir (ada orang lain yang ngasih tau), dulu pengajuan KPR memakai nama kakak-nya tapi kakak penjual tersebut domisilinya masih di Tangerang jadi bisa dihubungi kapan saja.

Singkat cerita saya memutuskan untuk membeli rumah tersebut, ngasih DP, namun saya minta waktu beberapa hari untuk mengurus permohonan KTA. Kenapa KTA (Kredit Tanpa Agunan) bukan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) ? Karena penjualnya perlu uang cepat, proses KTA lebih cepat, lebih familiar dengan KTA & persyaratan KTA lebih simple. Jika saja proses KPR semudah KTA tentunya saya lebih memilih menggunakan KPR (karena bunganya bisa lebih rendah)

Lalu dana dari KTA Bank Mandiri cair, KTA + Tabungan = cukup untuk membayar ke Pihak Penjual, melunasi sisa cicilan di BTN & biaya Notaris.

Saya menyerahkan sebagian dana ke Pihak Penjual, lalu saya menuju BTN untuk melunasi sisa cicilan KPR, tapi waktu itu Bagian KPR BTN mengharuskan Nasabahnya yang meminta data sisa angsuran tersebut . Akhirnya saya kembali dan menyerahkan sejumlah uang ke Pihak Penjual untuk melunasi cicilan KPR & sekaligus mengambil sertifikat rumah, IMB dan dokumen lainnya.

Setelah dokumen-dokumen sampai ke tangan saya, saya langsung menghubungi kenalan Staf Notaris (hanya pajak pembelian yang saya urus sendiri, lain-lainnya diurus oleh Notaris). Lalu beberapa bulan kemudian saya mendapatkan beberapa dokumen yang salah satunya adalah Sertifikat Hak Milik yang telah dibalik nama. Selanjutnya banyak yang bilang kalau saya melakukan keputusan bodoh karena membeli rumah di wilayah banjir, pertimbangan saya menolong orang lain yang perlu uang cepat sama sekali tidak dilihat :)

Thursday 22 January 2015

We Left Our Heart in Misool, Raja Ampat

Post perdana di tahun 2015! :D
Kasian sekali si prettypucca, tahun 2014 cuma diisi 8 post wakakak *pukpuk blog*
Jangan sampe blog ini didelete ama gugel karna dormant, mungkin gak ya? Dalam berapa bulan sekali sih kudu aktifnya? *mulai cemas*
Yah semoga gugel gak kejem.. namanya juga penulis, mungkin aja lagi break sebentar nti balik lagi, kaya gua nih lagi numpulin semangat buat nulis lagi :P

Akhir 2014 adalah akhir taun yang spesial buat gua. Karena keinginan terpendam untuk ke raja ampat akirnya terealisasi. Kita kemaren ke misool, raja ampat bagian selatan, pas old n new :D

Tadinya gak yakin ide ini bisa jalan, secara taon baru masing2 biasa punya acara kan, kecuali gua krikrikkrik.... secara gua taon baru biasa ngeliat kembang api the green doank di rumah berdua david. Itu aja gua udah seneng :P

Eh tak dinyana beberapa orang merespon positif, trus layaknya bola salju yang menggelinding, yang ikut makin lama makin banyak sampe2 kita ber18 :D
Emang biasa gitu yah, kalo yang gak direncanakan jauh2 hari biasa lebih cepet jadi.
Dari kantor ada 13 orang, plus temen di luar kantor 5 jadi total 18 orang kita capcus to misool, raja ampat, leaving jakarta 27 desember balik lagi 2 januari. Babai kembang api the green, taon ini gak liat deh...

Kehebohan sebelum berangkat adalah pada beli mask & snorkel. Gua juga ikut2an beli lagi, snorkel lama gua jual, beli yang kerenan hakhakhak :D
Yang rajin ngegym pada sibuk dengan sixpacknya buat pamer2 nanti di sono, trus hunting sunblock, bahkan ada yang beli kamera gopro juga, wuih heboh deh kita hihohiho..

Untuk raja ampat ini, biasa ada 2 destinasi. Satu raja ampat utara yang ada wayag, icon raja ampat yang terkenal ituh. Satunya lagi raja ampat selatan atau misool.
Kita pergi yang ke misool soale lebih lama 6d5n, kalo ke wayag lebih sebentar cuma 4d3n, jadi ya ke misool aja yang lamaan. Di misool katanya lebih sepi dari wayag jadi kita serasa pantai pribadi dan lagi, di misool ada stingless jellyfish kesayangan gua hihi..

Kali ini kita ikut tour dari wisata raja ampat. Harganya gak semahal yang lain tapi kualitasnya okeh. Very recommended. Dia ada ke wayag juga dan tentu lebih murah secara lebih singkat. Katanya sih di wayag lebih bagus underwater, kalo misool lebih bagus scenerynya. Pilih aja yang sesuai waktu dan budget. Dari jakarta untuk kedua destinasi tersebut sama2 flight ke sorong. Dari sorong baru naek speedboat.

Keberangkatan
Kisah kita dimulai pada tanggal 27 desember 2014 di airport. Pesawat jam 7 malam, tapi jam 5 udah pada nongkrong nyetarbak di soeta.
Terlalu semangat? Bisa jadi hihi....

Pergi dan pulang kita naik garuda transit di makasar. Perginya sih yang repot jamnya, karena jadi gak bisa tidur (cuma buat gua dan orang2 susah tidur lainnya).
Penerbangan jakarta - makasar sekitar 2.5 jam, ditambah perbedaan waktu 1 jam. Makasar - sorong sekitar 2 jam, ditambah perbedaan waktu lagi 1 jam. Jadi total penerbangan sekitar 4.5 jam plus 2 jam perbedaan waktu.

Tapi pesawatnya delay jadi sekitar jam 8an deh baru kita terbang. Sampe makasar jam 12 malam, trus tidur2 ayam deh di bandara. Kalo transit di bandara dihitung, rasanya ini kali pertama gua menginjakkan kaki di tanah sulawesi :)

Setelah bobo2 ayam yang gagal buat gua, paling cuma merem setengah jam, jam 3an kita digiring lagi ke pesawat untuk melanjutkan penerbangan ke sorong. Pesawatnya lebih kecil, kurus runcing gitu, temen gua yang tinggi aja hampir mentok ke atapnya. Perjalanan yang kurang menyenangkan, karna walaupun udah tenggak antimo, gua gak berhasil bobok selama perjalanan, sangat disayangkan.. keluar pesawat gua udah jadi separo zombie.

Sorong
Jam 7 pagi kita semua menginjakkan kaki di tanah papua. Huhuy.. that makes all 5 largest islands di negara kita ini sudah gua injek *proud*
Di bandara dijemput ama moory, tour leader kita selama di sini. Dari bandara naik mobil ke pelabuhan yang jaraknya deket banget. Disarankan kencing di pesawat atau bandara, karena di pelabuhan susah wc. Pelabuhannya gak ada bangunan cuma tempat mangkal speedboat doank.

Naek speedboat dari sorong ke misool sekitar 3.5 jam an. Speedboatnya lebih bagus dari yang ke derawan, lebih besar dan gak ada acara mandi aer laut cipratan kapal. Kita ber18 sih udah paslah gua bilang, kalo lebih banyak lagi kurang enak juga ya agak sesek. Nama private speedboat kita saraung 2.

Kalo mau sunbathing,bisa naek ke atas saraung, tapi gua sih ogah wkwkwk... pas terik sih panas banget loh bisa jadi orang panggang regardless how high your spf number is haha.. kalo mendung boleh deh, tapi karna kita selalu basah abis nyemplung takut masuk angin jadi gua seringnya setia ama spot duduk gua di belakang saraung yang terbuka, liat pemandangan dari belakang juga udah breathtaking kok di misool, seperti kata moory.. everything is surreal in misool...

Karena kita pergi di bulan yang tidak berombak, selama perjalanan di misool lautnya relatif tenang sehingga gua sangat girang. Gak mabuk sama sekali. Katanya ombak yang gede itu sekitar pertengahan tahun.

Dalam perjalanan, kita singgah dulu di beberapa pantai dan makan siang di salah satu pantai, nongkrong aja gitu di pinggir pantai megangin nampan.
Lalu kita menjelajahi goa putri termenung yang banyak sarang waletnya, baru pertama kali gua liat sarang walet yang ada telur dan anak burung walet yang masih merah.
Jelajah goa ini cukup melelahkan, kita kan masih lemes kurang tidur, blom taro koper langsung masuk goa. Setelah itu baru kita menuju kampung untuk istirahat, persiapan untuk acara besok yang lebih menguras tenaga.

Kampung Harapan Jaya
Markas kita di misool adalah kampung harapan jaya. Kampungnya kecil aja, jalanan yang sudah teraspal kalo kita jalan lurus dari ujung ke ujung paling 15 menit. Dan kalo gak salah baru diaspal tahun 2013. Ada sekolah tapi cuma sd, smp gak ada harus ke kampung seberang. Kampung kecil yang taman bermain anak2nya laut lepas nan indah. Gua kira semua anak disini begitu bisa jalan udah bisa renang.

Anak2 sini renangnya pada jago2, gak pake pelampung gak pake mask, berenangan gitu aja di laut loncat dari dermaga, padahal kita snorkeling di dermaga sini dengan alat perang lengkap eh mereka renang di samping kita gak pake apa2, mana masih cilik2 lagi hehehe..
Lautnya dalam pula, mereka bisa nyelam dan buka mata di air laut yang asin dengan mudahnya, trus kalo mau ngaso mereka dengan santainya ngapung sambil nginjek karang, bisa gitu yah padahal kita ati2 gak mau kena karang, karang itu tajam jendral, kaki dah berdarah2 :D
Waktu snorkel di deket dermaga ini kita ada kesengat entah ubur2 kecil atau serangga laut, jadi rada perih2 gitu kulitnya. Moory aja alergi, jadi obat alergi penting dibawa.

Di misool, anak umur 6-7 taon gitu udah maen kano2an sampe ke pulau seberang, cuma berduaan loh di kano batang kayu itu. Without adult supervision. Edan.
Kanonya sempet dipinjem (baca: dipalak) kita yang pada mau cobain naek kano, ternyata kata mereka yang nyobain susah lo gak seimbang, yang ada kebalik wkwkwk...

Di sini seharusnya kita stay 2 malam di rumah penduduk (rumah sewa), 2 malam di homestay. Tapi karena homestay penuh, waktu itu ada beberapa grup lain juga di kampung, kita 4 malam di rumah penduduk. Ya gak masalah sih, walaupun tinggal di rumah penduduk lumayan challenging juga buat kita.

Rumahnya 2 lantai, kita semua menempati lantai atas. Lantainya dari kayu, terdiri dari 2 kamar kecil dan ruang terbuka, bener2 terbuka since pintu aja gak ada, lubang yang harusnya ada pintu ditutup pake kain gorden warna warni. Yah dindingnya juga kayu2 gitu jadi gak rapet2 amat. Begitu juga atapnya, tanpa plafon, jadi rangka atap ditutup seng, kisi2nya gak ada tutupan, jadi yah banyak lubangnya deh haha.. beda banget ama rumah di kota yang tertutup rapat.
Jadinya nyamuk easy come never go :P

Di lantai digelar kasur busa yang cukup untuk kita semua. Kamarnya cuma dipakai satu, secara di kamar panas yah, enakan di luar ada 2 kipas angin, walao tetep aja hari pertama tuh berasa panas banget, hari2 selanjutnya mungkin karna udara lagi gak gitu panas atau karna kita udah adaptasi, lebih gak panas sih berasanya, udah asik aja kita. Mungkin hari pertama emang lagi panas banget dan atapnya seng ya tau sendiri. Kalo udah tengah malam sih emang udah gak gitu gerah.

Mandi adalah challenge berikutnya. Kamar mandi di rumah cuman ada 2 (dua2nya di lantai bawah) dan bayangin harus dipake kita ber18 secara serentak. Secara schedule mandinya sama, pagi2 harus siap jalan jam 8, makan pagi jam 7.
Untungnya selalu ada orang baik yang mau bangun paling pagi dan sebagian lagi mepet2 jadi kita bisa dibilang selalu tepat waktu.
Sorenya juga gitu, kita pulang dengan badan basah air laut dari rambut sampe kaki gak karu2an, pasti yang paling diinginkan pertama kali turun dari saraung adalah mandi supaya bersih. Tapi untungnya juga aja ada orang2 baik yang rela mandi paling terakhir dan yang lain rela tertib antri kamar mandi. Kalau attitudenya gak oke, yah bisa kacau deh urusan mandi doank kan.

Kalo gua sih paling gak betah antri *upss* untung yang begini cuman gua doank wkwkwk... jadi gua jarang antri mandi, seringnya gua ngungsi mandi di deket mushola. Musholanya sih di sebelah rumah, tapi yah harus keluar rumah dulu. Biar deh repot dikit yang penting gak nunggu lama.
Belakangan mushola juga banyak peminatnya kalo kamar mandi udah antri panjang, jadi ngantri juga di mushola hihi... kebayang betapa nyamannya di rumah yang kamar mandi berkelimpahan.

Kamar mandi disini juga pertama liat kita shock terapi dulu, smuanya semen abu2, lampunya remang2, di kusen kayu ada kucing gendut ngintipin, gantungan baju gak ada, cuma paku yang dipaku asal jadi mesti pinter2 gantungnya, daaannn.... di baknya ada ikan bwuahahahaha :D

Tapi walaupun serba darurat, disini semuanya termasuk bersih, cuma ya gak adalah mandi lama2, yang ada jebar jebur selesai urusan cepet keluar, next pasien selanjutnya sudah menunggu hihihi....

Hari pertama abis mandi sore gua termenung2 di atas, gak bisa bobok karna panas dan banyak nyamuk. Padahal udah sepet sesepet2nya mata ini, tapi nyamuknya gila. Gua udah pake minyak sereh gak mempan, akhirnya gua nyerah oles autan juga. Abis itu gua rebah di deket pintu yang ada angin sepoi2 dikit, gak sadar gua ketiduran loh. Berkah banget, karena abis itu gua segeran walaupun cuma pules sejem. Biar berisik banget suara orang lalu lalang, langit masih terang, rambut basah abis keramas, badan lengket bau autan, keringet ngucur, tapi saking lelahnya bisa tidur juga di deket pintu hihihi..
Bangun2 langsung ke bawah makan malam.

Sukurlah selama disini gua bisa dibilang bisa tidur, walaupun selalu tekor tiap malam, tapi minimal bisa pules 4 jam, kadang bisa 6 jam. Ini udah berkah buat gua karena gua tuh suka susah tidur, inget dulu waktu gua ke china 3 malam full gak tidur sama sekali... nightmare itu...

Gua ceritain pengalaman tinggal di rumah sewa ya, pagi2 kita bangun gantian langsung antri kamar mandi. Lalu makan pagi, disedian ama pemilik rumah. Menunya hampir selalu sama, nasi, ikan/telur cabe, mie goreng. Teh dan kopi juga ada. Jam 8 kita biasanya udah jalan ke saraung membawa perlengkapan snorkel, sunblock, air, baju, handuk (yang jarang dipake orang basah melulu). Baju renang sih gua udah langsung pake walaupun basah2 sisa jemur kemaren gak kering.

Makan siang kita dibekelin di nampan plastik, jadi kita gak pulang lagi. Biasa menunya hampir sama dengan makan pagi ditambah sayur. Sayur hijau kita gak pernah makan disini, sayurnya itu wortel parut, campur kentang pake saos kuning kaya acar gitu.
Lauk yang paling sering yah ikan. Dimasak berbagai macam, ada goreng, kuah pedes, bakar, gua sih doyan smua karena ikannya segar2 baru tangkap langsung masak.

Setelah seharian naek turun speedboat ke spot2 indah untuk snorkeling dan trekking sampe berdarah2 hahaha... beneran ini kita berdarah2 entah kena karang waktu renang atau kena karang waktu trekking, sekitar jam 5 atau jam 6 sore kita pulang ke kampung trus antri mandi lagi.

Abis mandi oles2 autan hihihi... sehari minimal 5 kali oles2, pagi oles sunblock, siang sunblock, sore sunblock, abis mandi autan, sebelum tidur autan lagi, badan lengket terusss hahaha :D
Babai lotion tbs, disini gua sih bau, entah bau sunblock entah autan, dua2nya bau gak enak wkwkwk...

Oh iya, pas kita pulang itu biasanya telah terhidang snack dan teh sebagai pengganjal perut kita yang laper abis jalan seharian. Di hari pertama snacknya bolu dan sukun goreng. Tapi karna bolunya kurang laku, hari kedua bolunya hilang jadi sukun goreng smua yang berapapun banyaknya langsung ludes ama kita hehe..

Sukun goreng ini adalah makan yang kita tunggu2 sepulang snorkeling. Gua sih emang doyan sukun. Bahkan kadang sampe dilema, pengen mandi dulu atau nyukun dulu. Kalo mandi dulu takut sukun abis, kalo nyukun dulu antrinya dah panjang wakwakwak....

Lalu sekitar jam set.7 kita makan malam, lauknya ikan biasa ada 2 macam goreng dan bakar, telur cabe atau dadar, sayur acar wortel kentang atau sop kentang kol. Pas si ibu masak sayur sop itu di hari keberapa ya, langsung ludes sopnya secara kita kangen kuah2an hahaha.
Makanannya gak ada masalah, semuanya bisa kita makan. Yah ikannya seger, sambelnya enak, i have no complain lah :D

Ada di hari keberapa itu kita dapet menu lobster. Kita yang norak liat lobster langsung antri pegang piring di sebelah ibunya yang lagi kupasin lobster haha...
Setelah itu kita dikasih menu lobster lagi waktu malam taon baru. Lobsternya banyak banget malam itu, ada 9 ekor gede2 gendut, puas deh kita :)

Ternyata pemilik rumah sewa ini (sodaraan ama pemilik homestay) punya tambak lobster di deket dermaga. Di sebelah saraung tuh ada jaring jala2 isinya lobster. Waktu kita pulang ke sorong, di kapal kita dititipin 5 kardus isi lobster semua mau dikirim ke jakarta katanya.

Walaupun kita gak pernah merasakan tinggal di homestay, ada beberapa hal yang kita yakin gak bisa kita dapatkan di homestay. Homestaynya gak gitu jauh dari rumah sewa kita, kita ada jalan2 ke sana tapi gak masuk ke dalam. Homestay itu kaya penginapan biasa, tapi letaknya di pinggir kampung jadi dari dermaga langsung ke homestay, gak nyampur dengan penduduk lokal.

Di rumah sewa, sembari menunggu antrian mandi, atau menunggu makan malam, kita biasa maen2 dengan anak2 yang emang banyak ngumpul di rumah sewa ini. Secara rumah sewa ini termasuk rumah yang besar dan bagus di kampung, jadi banyak anak2 ngumpul di lantai bawah untuk maen sama cucu2 dari pemilik rumah. Ada satu temen gua yang suka maen bola ama anak2 itu, jadi kita agak hapal nama beberapa anak, bahkan mereka juga senang ama kita, karena tiap kita pulang selalu mereka nungguin di dermaga.

Kita jadi tau gimana kehidupan mereka sehari2. Gimana mereka ngatur anak kecil yang sekian banyak tapi gak terlihat repot. Drastis bener dengan kehidupan kita di kota besar yang suka kerepotan dengan 1 anak haha..
Kita liat sendiri begitu orang tuanya kasih perintah bereskan ruangan, mereka langsung brenti maen dan ambil tugas masing2. Waktu itu mereka sedang maen salto2an jadi lari dari ujung ke ujung trus salto di kasur. Heboh banget mereka salto sambil kita sorakin.

Lagi seru2nya maen tetiba disuruh beberes, mereka langsung patuh gak pake banyak cingcong, yang anak cewe berempat langsung rapikan sprei, bener2 rapih sampe ke samping2nya, yang cowo ambil sapu dan mulai nyapu ruangan, dan bersih lo bukan yang asal sapu, sapunya diulang sampe 2 kali, anak kecil2 lainnya ke teras rumah nyusun keset dan sandal kita yang berantakan.
Bener2 kerja team yang hebat. Dari umur 3 tahun sampai 7 tahun semua saling membantu. Gak pake lama ruangan bersih untuk kita makan malam. Mereka semua anak kecil yang ceria.


Jellyfish Lake
Danau yang penuh berisi ubur2 yang tidak menyengat bukan hanya dipunyai derawan, misool juga punya. Tapi tidak seperti danau kakaban di derawan yang perjalanannya tergolong mudah, untuk mencapai danau jellyfish di misool cukup sulit.
Jalannya terjal, kalo manjat2 itu dibilang jalan yah, lebih tepatnya trekking sih. Yang bikin susah itu banyak batu karang runcing, jadi kita harus hati2. Jadi walaupun trekkingnya gak sampe 30 menit tapi cukup bikin ngos2an, apalagi kita trekking sambil pake pelampung dan ngalungin mask & snorkel. Jadi mayan rempong.

Tapi emang danau disini lebih perawan dari danau kakaban. Jelliesnya lebih buanyakkk.. puas deh maen ama jellies disini. Tapi yang menyedihkan sepertinya ada yang mati karna kita hiks.. mungkin kena tendang kali ya kita kelewat semangat. Maap jellyfish T_T


Goa Keramat
For some people in our group, including myself, menyusuri goa keramat ini adalah hal yang paling berkesan selama di misool. Di itinnya dibilang kita akan body rafting menyusuri goa, yang terbayang goanya dangkal.

Taunya goanya besar dan airnya dalam. Di dalam goa cukup gelap dan dasarnya juga gak ada apa2, jadi mestinya gak bawa snorkel juga gpp sih disini. Cukup pelampung aja buat kita renang2 sampe ke ujung goa. Yang paling afdol tentu saja gaya punggung supaya bisa melihat kontur langit2 goa yang menakjubkan.
Truly pengalaman yang baru dan seru buat kita.


Di dalem goa, kru wisata raja ampat menunjukkan kebolehan mereka lompat dari batu yang cukup tinggi sambil salto2.. wuih kita liatnya sambil tepok2 tangan kaya liat atlet loncat indah di olimpiade. Bergantian mereka loncat diliatin doank ama kita, yah ama ditepokin sih... siapa coba yang berani uji nyali ikutan hahaha...

Setelah selesai menyusuri gua, sekitar 30 menit mestinya sih kurang lebih, di ujung gua ada danau kecil yang indah dikelilingi tebing karst.
We have so much fun renang disini padahal gak ada apa2 di bawah untuk dilihat, tapi entah knapa rasanya hepi aja gitu.

Kita cukup lama renang disini nyobain berbagai macam gaya dengan pelampung kita, dipindahink e depan, dijadiin tempat duduk, dijadiin kasur, ini favorit gua sih, pelampungnya direbahin di atas air, kita tiduran telentang di atasnya sambil enjoy the beautiful hidden lake and the clear blue sky, life feels very good :)

Seperti semua hal lain yang nikmat, tentu saja renang telentang itu ada karmanya sendiri, muka gua gosong segosong2nya, gak pernah segeseng ini seumur idup prasaan wkwkwk....
Tapi yah untuk apa kulit putih tapi gak kemana2, yang penting hepi bro.. dalam ati nanti pulang harus langsung oles2 nih, kalo sebulan gak mempan kudu ke dokter wkwkwk :P

Saking lamanya renang2 pulangnya kita lemes, padahal harus menempuh rute yang sama kaya waktu datang tadi. Tapi sekali lagi kru wisata raja ampat yang baik hati ojekin kita huehehehe...
Mereka kan pada pake fin jadi kita ditarik dari depan, jadi kita kaya berenang gaya punggung tapi pake mesin jadi gak usah ngengkol, gak cape :P
Sebagian dari kita yang bawa fin juga ngojekin yang kecapekan hihi.. ada temen yang renangnya kenceng bener soale dia kuat udah gitu pake fin lagi, gua pernah pas snorkeling rada berarus gitu kan cape trus diojekin dia buseeet rasanya kaya terbang.

Yapap
Salah satu spot yang bagus dari antara yang bagus2 di misool adalah yapap ini.

Aernya cetek gak dalem enak buat berenang2, tapi harus hati2 karna aernya cetek gampang kena karang, apalagi waktu itu hujan, tapi kita tetep have so much fun disini, renang sambil poto2 pake gopro. Moory juga bawa gopro, jadi kita ada 2 gopro and 1 underwater camera, well there's never too much camera :P
Bahkan kita foto loncat2 segala yang ternyata jadinya jelek karna banyak titik air wakwakwak maklum blom pro :D

With all your crazy friends laughing with you somewhere in secluded private clear blue lagoon, you can never have too much fun! :D


Puncak Harfat Jaya
Jika di raja ampat utara ada foto wayag yang terkenal, di misool juga ada karst harfat jaya yang gak kalah bagusnya. Puncak ini ditemukan oleh pak harun, yang juga adalah pemilik homestay di kampung harapan jaya. Dia menamai puncak ini dengan singkatan namanya sendiri dan istrinya, fatima. Untuk memudahkan pelancong seperti kita, dia membuat tangga dan pegangan kayu, yang sangat membantu trekking kita, dibanding trekking di danau jellies disini perjalanannya sedikit lebih lama tapi lebih mudah. Yah sekitar 30 menitan kali ya.

Ada 3 titik di atas puncak untuk kita duduk2 dan foto2. Sekali lagi, di misool kita ga pernah berpapasan dengan grup lain jadi we have the whole view for ourself. I think we did hundreds of photo on top of the harfat jaya peak :D
My sixpack friends bahkan photo topless loh wakakak, ngingetnya lagi aja bikin gua nyegir2 geli :D

Sayang disayangkan kita gak bisa mampir ke misool eco resort (mer) untuk sekedar sightseeing dikarenakan resortnya full untuk pergantian tahun. Padahal kita udah penasaran pengen menginjakkan kaki di mer yang konon per malamnya tembus 5 juta rupiah per kepala.


Last Night in 2014
Malam terakhir kita di misool bertepatan dengan tanggal 31 desember 2014. Dinner terakhir kita adalah lobster gendut 9 ekor dan ikan dan ayam. Mereka jarang menghidangkan ayam, karena lebih mahal dari ikan, tapi gua gak makan juga sih. Enakan lobster dan ikan buat gua mah.
Lalu untuk acara taon baruan, kita gelar tikar di dermaga, idupin speaker, beberapa orang goyang2in senter jadi kaya lampu disko, ajib2 dah sambil makan sukun.
Pas tengah malam beberapa penduduk datang gabung joget2 ama kita, gua sih gak bisa joget nyumbang tepok2 doank, dari goyang dumang sampe gangnam style ikut memeriahkan diskotek dermaga harapan jaya malam itu.

Moory nyumbang kembang api. Ada yang ditembak dari tangan, ada yang gede kudu diiket di kayu dermaga. Kalo liat dari the green udah berasa kembang apinya deket, yang ini lebih deket lagi, sampe berasa kecipratan bunga api pas meledaknya. Pertama kali liat kembang api sedekat ini *_*
Dari grup lain yang nginep di homestay juga maen kembang api, jadi walau gak semeriah di kota2 besar tapi ternyata sampe di misool pun gua bisa liat kembang api tahun 2015 :D

Besok paginya seperti biasa kita dibangunkan ayam yang walaupun taon baru tetep aja pagi2 udah berkukuruyuk. Si ayam gak ikut begadang rupanya. Kita beberes seperti biasa, karna jam 9 pagi kita sudah harus berangkat meninggalkan misool menuju sorong.

Kepulangan
Di hari kepulangan kita, rasanya satu kampung nganterin kita ke dermaga. Bahkan, si kasih, cucu pemilik rumah yang pemalu tapi senyumnya manis kaya gula jawa, sampe menitikkan air mata melepas kita pergi. Hal inilah yang gua kira gak ada kalo kita nginep di homestay. Gak ada anak yang dengan tulus sedih kalo kita pergi.


Di sorong kita nginap di hotel satu malam, namanya hotel mariat. Hotel mariat ini hotel lama dan cukup besar. Walaupun lobinya kurang, tapi ternyata kamarnya cukup oke. Cukup bersih dan baru direnov. Gua tidur nyenyak disini. Bahkan bisa tidur siang. Ha!

Pulang ke jakarta kita transit lagi di makasar. Bandara makasar bagus deh. Kali ini timingnya pas jadi kita cuma transit 1.5 jam aja lalu lanjut penerbangan ke jakarta. Begitu sampai jakarta yang pertama gua rasakan adalah betapa semua orang terlihat putih hahaha....

Cape banget rasanya pergi seminggu, apalagi aktifitasnya mayan berat. Dan sekalinya ngaca, btw disana gak ada kaca, di kamar mandi doank tapi itupun kecil dan remang2, gua terpana liat gesengnya gua, udah kaya penduduk lokal bwuahahaha.....

But looking back at our adventure, i feel so happy and content that we all can make it. I feel so fortunate to be able to travel this wonderful journey with you guys :)
People come, people go, but memories stay forever.


Notes:
1. Wisata Raja Ampat very recommended, mereka cukup pro, dengan biaya ekonomis, tapi service memuaskan, speedboat cukup nyaman, dan ada gopro hehehe..
WA: 085296043961 (Lambertus Moory)
PIN BB: 2A495979
Email: paketwisatarajaampat@gmail.com
Twitter: @WisataRajaAmpat
2. Bawa obat2an pribadi seperti obat flu, alergi, masuk angin, anti mabuk, hansaplast, betadine, autan, waterproof sunblock dan inget reapply tiap selesai snorkeling di 1 tempat
3. Disarankan minum obat anti malaria, waktu itu kita beli resochin, harganya murah 2 ribu perak dapet 4 tablet. Dosis sekali makan 2 tablet, dimakan beberapa hari sebelum keberangkatan dan dilanjutkan setiap seminggu sampai 4 minggu setelah meninggalkan lokasi. Tapi karena efek sampingnya mual banget di gua, gua cuma makan 2 kali itu obat.
4. Dari wisata raja ampat disediakan mask+snorkel 5 set, disarankan beli karna pake punya sendiri lebih apdol, sewa disana mahal
5. Bawa casing or kamera underwater atau gopro
6. Di danau jellies bisa buka mask dan buka mata supaya wajah terlihat semua dan fotonya lebih bagus
7. Gunakan sandal trekking karna medan lumayan sulit dan batunya runcing2, kalo ada gloves boleh dibawa
8. Di goa yang gelap ada baiknya bawa senter kecil, david kemaren beli senter yang bisa ditaro di kepala mayan jadi gak usah dipegang2
9. Bawa external hard disk untuk copy foto, maklum dengan go pro yang bisa foto tiap 2 detik fotonya ampun banyaknya.
10. Waktu kita datang gak terpikir untuk bawa buku, jika ada yang kesana boleh bawa buku untuk anak2 lumayan buat mereka baca2 :)

Expenses:
1. Jakarta to Sorong with Garuda Indonesia: IDR 5.085.000,- pp
2. Paket 6D5N Misool by Wisata Raja Ampat: Rp. 5.650.000,-

PS: I've tried to make this post as short as possible, but then i gave up. Writing a short story is just not my thing i guess :)